Wisata Budaya Dan Sejarah Di Kecamatan Simpang Hilir



Teluk Melano Kecamatan simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara dikenal dengan Kota Budaya, karena kental dengan budaya Melayu juga memiliki daya tarik tersendiri. Sebab di masa lalu simpang hilir adalah Kerajaan Simpang yang masih erat kaitannya dengan Kerajaan Tanjung Pura sebagai kerajaan yang tertua di Kalimantan Barat. 


 Sebagai salah satu bukti bahwa Simpang adalah bagian dari peradaban masa lalu adalah berbagai Peninggalan serta makam keramat dan petilasan baik yang ada di teluk Melano, Desa matan Jaya, Lubuk Batu, Jelutung, Air manis, Mungguk Jering dan lain lain. 
 Sejauh ini di Kecamatan Simpang Hilir terdapat 17 (tujuh belas) situs cagar budaya , yaitu :
1. Makam Panembahan Karang Tunjung di Mungguk Jering;
2. Komplek Makam Raja-raja Simpang ( di Sungai Simpang  dan Matan );
3. Makam Gusti Mahmud di Depan SMPN 1 Simpang Hilir;
4. Makam Seikh Sayyid Kobra;
5. Makam Panembahan Simpang;
6. Makam Ki Anjang Samad;
7. Makam Raja Simpang Terakhir ( Gusti Mahmud) Melano Kota;
8. Laut Ketinggalan di Matan;
9. Makam Tua Sekusur di bukit Sekusur desa Lubuk Batu;
10. Tempat Pembuangan Wayang Kulit di Mungguk Jering;
11. Dungun Kapal di Sungai Simpang ;
12. Batu Sebugal di Mungguk Jering;
13. Belang Kait (Arena Pertempuran Perang Melawan Belanda 1912);
14. Bengkuyang Pos Pengawasan / Pengintaian Untuk Melawan Tentara Belanda;
15. Bukit Pemagang (Lubuk Senjata);
16. Situs Batu di Batu Barat; dan
17. Makam di Pulau Kumbang (Gunung).
( Sumber  : DOKUMENTASI  & ARSIP  BAPPENAS Tahun 2006 )


Selain dari sumber di atas seiring berjalannya waktu dari tahun 2010 hingga saat ini, banyak situs situs serta peninggalan yang  baru di temukan, misalnya Lesung penumbuk putri raja, makam tua di bukit matan. Tali penambat kapal, bekas reruntuhan bata serta tiang nibung di matan dan banyak lagi yang lainnya. 


Di sini, berbagai jejak peninggalan dan adat istiadat juga terasa masih sangat kental. Misalnya Budaya sedekah kampung yang setiap tahun Rutin di lakukan masyarakat simpang hilir. Ritual ini di pimpin oleh seorang Tokoh adat atau dukun kampung yang di tunjuk, dalam ritual ini di maksudkan sebagai wujud syukur kepada Tuhan serta memohon agar di jauhkan dari Balak dan bencana. 


Bingkai adat istiadat yang  masih kokoh lainnya adalah Pencak silat penyambutan pengantin, Gunting Rambut, Mandi Tujuh Bulan, Tijak tanah, dan lain sebagainya. 


Posting Komentar

0 Komentar